Kesenian Hadro ini tumbuh dan berkembang di daerah Bungbulang, tepatnya dari Desa Bojong, dengan nama kelompok seni Panca Mustika. Seperti seni Hadrah pada umumnya, Hadro juga berisi musik terebang (sejenis rebana) dengan syair-syair bernafaskan islam.
Para pemain kesenian ini memakai baju kemeja putih lengan panjang yang dihiasi selendang dengan ikat kepala merah serta celana panjang hitam. Mereka kemudian memeragakan gerakan bela diri seperti Pencak Silat, diiringi nyanyian dengan syair yang berisi ajaran islam dan tabuhan alat musik terebang sebanyak empat buah, terompet, dan bajidor.