KaTa Kreatif adalah program unggulan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) yang bertujuan untuk menggali, mengelola, dan menumbuhkembangkan kreativitas sekaligus potensi lokal kabupaten/kota di Indonesia.
Salah satu program pengembangan dalam KaTa Kreatif berupa workshop dan pendampingan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan inovasi dan kewirausahaan pelaku ekraf (ekonomi kreatif) di Indonesia, termasuk salah satunya di Garut. Seperti yang Sobat Parekraf tahu, selain pariwisata, Garut memiliki potensi besar dalam industri kreatif, yakni pada subsektor seni pertunjukan.
Jika terus dikembangkan, beragam seni pertunjukan khas Garut yang terkenal unik, berpotensi besar membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif setempat. Berikut ini beberapa seni pertunjukan khas Garut yang menarik untuk disaksikan:
Raja Dogar
Rajanya Domba Garut atau Raja Dogar adalah seni pertunjukan yang menampilkan dua orang saling beradu sambil menggunakan kostum menyerupai domba. Mirip barongsai, pertunjukan “raja domba” dimainkan oleh dua orang, masing-masing di bagian kepala serta badan domba.
Seni pertunjukan Raja Dogar diiringi musik tradisional Sunda, seperti kendang pencak, reog, angklung hingga kulanter. Menariknya, sebagai acara hiburan, Raja Dogar juga kerap dipentaskan secara nasional hingga internasional.
Surak Ibra
Salah satu seni pertunjukan di Garut yang sangat potensial adalah Surak Ibra, yaitu kesenian tradisional yang berasal dari Wanaraja. Dikenal dengan sebutan Boboyongan, Surak Ibra awalnya dibuat sebagai bentuk sindiran terhadap pemerintahan Belanda.
Ciri khas pertunjukan Surak Ibra ada pada seorang tokoh yang diboyong (diangkat, dilempar, dan ditangkap kembali) oleh anggota lainnya. Diikuti 30-60 orang, Surak Ibra dimulai dengan gerakan silat yang dilanjutkan dengan formasi melingkar sambil diiringi musik dan sorak sorai meriah dari para pemain.